Kamis, 12 Februari 2009

Bangkitlah Anak Bangsaku

Sebagai seorang anak bangsa aku merasakan begitu nikmanya bangsaku tertidur, dan begitu bangganya bangsaku termabukkan dan bahkan begitu tegasnya meminta (mengemis) tak pernah lagi menoleh sejarah, bahwa bangsa ini terlalu lama dijajah. dan kenapa kita terlalu kama dijajah, menurut pendapatku karena kita terlalu menikmati di permainkan. Kalau kita hanya terjajah mungkin itu tak terlalu bermasalah asal kita tidak terlena dan tak tertinggal. Dengan tulisan ini saya mengajak anak bangsa Bangkit dari nikmat tidur yang tak nyata, bangkit dari mabuk yang menyiksa, tentang ketertinggalan teknologi bangsa dan keterlenaan kita pada produk manca negara yang hanya bisa kita nikmati tapi mengurangi devisa, bahkan lebih tak terduga seorang dungu yang berharta bisa tertawa dengan multimedia yang dimilikinya, Bolehkah aku mengatakan bahwa Negeriku ini surganya kebodohan, mengapa orang yang bodohpun bisa bangga dan bahagia. Lebih tragis lagi kalau kita istilahkan Kita Kurcaci (tuyul) yang dilupakan pekerjaannya dengan kaca dab kepiting seperti dalam cerita, Bangkitlah bangsaku mari kita coba untuk membuat bukan hanya memakai bahkan bergaya dengan hasil inovasi atau bahkan hanya variasi.